Menyadari bahwa ternyata kamu jatuh cinta pada orang yang salah
memang menyakitkan. Perpisahan mungkin bukanlah hal yang paling
membuatmu sedih. Tapi, kenyataan bahwa dia bukan orang yang tepat
untukmu menjadi hal yang paling menyayat hati.Belum lagi sikapnya yang
seakan membuatmu merasa bahwa kamu adalah orang yang paling tidak
diinginkan olehnya lagi.
Menjadi sebuah kewajaran jika kamu yang
mengalami hal ini akhirnya merasa pada titik terendah. Tapi kamu harus
ingat kalau hidup bagaikan roda yang berputar, ia tak selamanya berada
pada titik terbawah. Jika kamu kayuh pedalnya lebih kuat, maka ia bisa
kembali terangkat ke atas. Tak perlu selamanya merutuki pengalaman jatuh
pada cinta yang salah, apalagi menganggap dirimu bodoh. Justru dari
pengalaman tidak mengenakkan itu, kamu bisa dapat banyak pelajaran yang
akan menuntunmu tidak jatuh di lubang yang sama.
Kesadaran bahwa kamu jatuh pada cinta yang salah membuatmu akhirnya belajar untuk menghargai diri sendiri.
Saat
bersamanya dulu, mungkin kamu lupa bahwa perhatian dan kasih sayang
tidak hanya untuknya seorang. Tetapi seharusnya juga untuk dirimu
sendiri.Kamu begitu banyak mencurahkan cinta untuk dia, sampai lupa
menyisakan cinta untuk dirimu sendiri. Lalu ketika dia pergi dari
hidupmu tiba-tiba, kamu terus menyalahkan dirimu sendiri. Beranggapan
bahwa penyebab dia pergi adalah kamu yang tidak bisa menjadi seperti
yang dia inginkan.
Ketika kamu mulai berpikir seperti itu, maka
segera enyahkanlah. Kepergian cinta yang salah dari hidupmu justru
adalah hal yang patut kamu syukuri. Jika dia pergi jangan berpikir kamu
yang tidak pantas untuknya, melainkan dia adalah orang yang tidak cukup
beruntung untuk menghabiskan sisa hidup bersamamu. Menghargai diri
sendiri adalah kunci utama kamu bisa segera bangkit dari keterpurukan.
Menghargai
diri sendiri bisa dimulai dengan memberi kesempatan pada dirimu sendiri
untuk merasakan bahagia. Jika keberadaannya justru membuatmu lebih
banyak merana dibandingkan bahagia, maka tidak ada alasan untuk tidak
merelakannya pergi.
Pernah merasakan sakit hati karena cinta yang salah menempamu menjadi pribadi yang mawas diri.
Setiap
kali kamu melakukan kesalahan atau kecerobohan, sudah sepatutnya kamu
harus terus mawas diri. Memikirkan kembali langkah salah apa yang telah
kamu ambil. Hal ini pun bisa menjadi pelajaran untuk melanjutkan
hidupmu, agar jangan sampai mengambil keputusan yang salah untuk kedua
kalinya.
Keputusan di awal untuk memilih cinta yang ternyata salah
memang menyakitkan. Sakit hati itulah yang memberikanmu banyak
pelajaran dan hal untuk dievaluasi. Kamu juga mulai meyakinkan pada
dirimu sendiriagar jangan sampai mengalami sakit hati yang sama.
Introspeksi diri adalah cara terbaik yang kamu lakukan agar sakit hati
yang sama tidak lagi datang mendera. Keputusan selanjutnya yang akan
kamu ambil juga kamu pikirkan berkali-kali, hingga kamu yakin itu memang
keputusan yang terbaik.Jatuh pada cinta yang salah juga membuatmu lebih peka untuk membedakan, mana pasangan yang serius dan mana yang hanya ingin kembali mempermainkan.
Kamu
pernah jatuh pada lubang yang sama saat berjalan. Itu artinya kamu
tidak akan lagi mengambil jalan yang sama berlubangnya, seperti yang
pernah kamu lewati dulu. Keputusanmu dulu untuk jatuh pada cinta yang
salah membuatmu memiliki sudut pandang baru. Seiring dengan bertambahnya
sudut pandangmu tersebut, kepekaan pada dirimu juga akan bertambah.
Kamu
pun makin bisa membaca maksud dan tujuan mereka yang datang di
hidupmu.Kamu makin peka untuk bisa membaca mana dia yang datang dengan
maksud yang benar-benar tulus untukmu, dan mana dia yang hanya ingin
mempermainkanmu seperti sebelumnya. Sakit hati memang mengajarkanmu
banyak hal, salah satunya melatihmu untuk lebih peka melihat ketulusan
seseorang yang datang padamu. Dia yang tulus padamu, tidak akan pernah
melepaskan genggaman tangannya dalam kondisi apapun.
Kamu juga akan lebih mau mendengarkan nasihat orang lain, yang mungkin sebelumnya hanya numpang lewat saja di telingamu.
Ada benarnya pepatah yang bilang “pekerjaan paling sia-sia adalah
menasehati orang yang sedang jatuh cinta”. Dulu ketika kamu jatuh cinta
pada dia, segala nasehat teman-temanmu atau keluargamu tidak kamu
hiraukan. Kamu hanya mau mendengar apa yang ingin kamu dengar tentang
dia. Kamu menutup telinga jika mendengar komentar buruk tentangnya. Kamu
hanya ingin dianggap lebih percaya padanya, dibandingkan orang lain.
Namun
sakit hati yang menderamu, kini membuat kamu sadar bahwa keluarga dan
teman yang baik adalah dua pihak yang tidak mungkin akan menjerumuskanmu
ke lubang penderitaan. Ketika ada nasihat dari mereka yang cenderung
kurang menyenangkan, itu artinya mereka sangat khawatir kepadamu. Toh
tak pernah ada salahnya mendengarkan nasihat orang lain yang peduli
padamu. Jika apa yang mereka katakan salah, maka kamu bisa membuktikan
kepada mereka bahwa apa yang mereka pikirkan selama ini salah. Namun
jika ternyata nasihat yang mereka berikan ada benarnya, itu artinya kamu
harus berterima kasih pada mereka yang masih peduli padamu.
Kamu
akhirnya bisa berubah menjadi orang yang mau mendengarkan pendapat orang
lain. Bukan lagi pribadi yang keras kepala dan merasa paling benar.
Setiap nasihat yang datang toh tak perlu semuanya kamu terapkan. Kamu
tetap punya hak untuk memilih nasihat mana yang bisa kamu ikuti.
Kamu jadi mulai belajar untuk merelakan, bahwa dia bukanlah yang terbaik untuk diperjuangkan.
Mempertahankan
dia yang tak layak diperjuangkan hanya akan membuang waktumu sia-sia.
Untuk itulah merelakan adalah langkah yang paling tepat untuk menjaga
agar waktumu tidak terbuang sia-sia.Dalam sebuah hubungan, kamu berhak
mendapatkan kebahagiaan, rasa aman, nyaman, dan dicintai. Jika hal-hal
tersebut tak pernah kamu dapatkan darinya, maka tak ada ruginya untuk
merelakan dia pergi. You deserve better.
Kamu tentunya
tidak ingin bagian terbaik dalam dirimu kamu bagi dengan orang yang
salah. Orang yang tepat untuk menemanimu sampai akhir hidup adalah
mereka yang mau berbagi segala hal denganmu tanpa pamrih.
Saat sudah tak bersama dia, mau tidak mau kamu harus belajar untuk kembali hidup mandiri seperti sebelumnya.
Kesendirian
bukan lagi alasan untukmu untuk terus terpuruk. Sebaliknya,
kesendirianmu membuatmu semakin mandiri. Hal-hal yang dulu tak bisa kamu
lakukan sendiri, sekarang mau tidak mau harus kamu lakukan. Setelah dia
pergi, hidup harus terus berjalan bukan? Itulah mengapa kamu harus
mampu melanjutkan hidupmu seorang diri.
Dengan kemandirianmu, kamu
juga punya lebih banyak waktu untuk mengenal dirimu sendiri. Dari sini
kamu bisa mulai mengenal hal baru yang juga bisa membuatmu menjadi
pribadi yang lebih percaya diri. Single bukan berarti kamu adalah orang
yang tidak diinginkan, namun menjadi single mengubahmu menjadi orang
yang tahu betul apa yang kamu ingin kamu capai dalam hidupmu.
Kemandirian itulah yang akhirnya membawamu kembali fokus pada mimpi-mimpimu yang sempat tertunda.
Saat
bersama dia, kamu mungkin terlalu fokus pada mimpi bersama yang
ternyata hanya omong kosong. Kamu telah mengorbankan mimpi-mimpimu agar
tidak menghalangi rencana yang telah kalian susun. Meski pada akhirnya
kamu harus gigit jari, karena yang dia ucapkan hanya tinggal janji.
Ketika kamu ditinggalkan oleh cinta yang salah, kamu sadar satu hal
bahwa tidak perlu ada mimpi pribadi yang terkubur saat kalian menjalin
sebuah hubungan dengan seseorang.
Saat dia pergi, kamu pun punya
banyak waktu untuk fokus merangkai mimpi-mimpimu yang sempat terserak.
Kamu jadi belajar, dia yang tulus padamu tak akan pernah memintamu untuk
mengubur mimpi. Justru dia akan selalu menemani selama kamu berjuang
meraih mimpi.
Jatuh pada cinta yang salah memang jadi alasan untuk sakit hati. Tapi
tentunya ada lebih banyak alasan untuk kembali bangkit dan berubah
menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
0 komentar:
Posting Komentar